Sejak saya masih duduk dibangku kuliah. saya kuliah disebuah kampus nomor 2 dikalimantan timur dengan modal nekat dan restu orang tua. dari awal memasuki kuliah seperti biasa melakukan aktifitas-aktifitas seperti anak kuliah lainnya ya belajar, ngobrol, diskusi, mengikuti organisasi dan lain-lain. seiring berjalannya waktu saya menyadari bahwa saya berkomitmen untuk mandiri dalam biaya kuliah saya sehingga saya melakukan berbagai cara untuk mencari biaya kuliah dan hidupku. dari mengurus beasiswa , cari kerja kesana kemari karna uang disaku tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada saat itulah waktu-waktu dimana saya merasa bingung ,antara memilih cuti , putus kuliah atau berjuang . dengan kondisi tersebut membuat saya lebih dekat dengan Allah swt. saya pernah mendengar ceramah bahwa sedekah,& tahajud dapat membuka pintu rezeki sehingga saya bersegera mengamalkannya meski bolong-bolong .
Pada bulan pertama saya seperti biasa berikhtiar kesana kemari sehingga saya melamar sebagai office boy dikampus . pada awalnya saya merasa malu karena ini pekerjaan rendahan tapi aku mencoba menjalaninya dengan syukur tidak terasa 5 bulan saya melewatinya sehingga kebutuhan kuliah saya terbantu. Alhamdulillah ya Allah engkau memberi jalan rezeki kepadaku .
Dengan merasakan pertolongan Allah yang saya rasakan pada saat itu saya mulai rajin shalat sunnah tahajjud, shalat dhuha dan bersedekah secara ekstrim yang tidak bisa disebutkan nilainya . karna nilai itu tidak berarti dimata allah swt tetapi nilai itu sangat berharga dalam kondisi yang kekurangan pada saat itu. ketika saya menikmati kuliah dan pekerjaan saya tiba-tiba saya dipecat dengan lembut sebagai office boy karna untuk anak kuliah tidak diperbolehkan yang pekerjaannya seharian tapi saya tidak bisa karna saya bagi denga waktu kuliah. Pada saat itu hatti saya bergumam "apakah ini yang terbaik buat saya jika dipecat atau Allah memberikan jalan Rezeki yang lain. "
Dengan kondisi hati yang muram saya lebih banyak berintropeksi diri , saya ingat perkataan hati saya pada waktu itu untuk tetap berkhusnudzon sama Allah swt " AKU YAKIN ALLAH SWT MEMBERIKAN YANG TERBAIK PADA DIRI SAYA DAN INI ADALAH YANG TERBAIK BUAT SAYA DARI ALLAH SWT" Perkataan ini aku ulang ulang untuk menghilangkan kegelisahanku akan kedepannya gimana.
sehingga selang beberapa hari KEAJAIBAN itu telah datang . waktu itu kebetulan saya tinggal dimasjid ada pihak dari organisasi muslim kampus meminta sumbangan mingguan sebenarnya masjid yang kutempati sendiri tidak ada alokasi dana untuk itu tapi dengan izin Allah saya memberikan uang yang sebenarnya hak milik saya . Subhanallah besok paginya saya dipanggil oleh Ketua jurusan Dikampusku dan sebelumnya aku gak tahu apa maksutnya . kira-kira ini percakapannya
saya ; Maaf ada apa ya pak , kok saya dipanggil ?
Ketua jurusan : din,kamu tinggal dimasjid ya?
saya : betul pak
Ketua jurusan : kebetulan saya kemarin mengadakan rapat tentang siapa mahasiswa yang dapat menggantikan beasiswa bidik misi kebetulan ada temanmu bidik misi yang keluar. daripada uangnya kembali ke kas negara lebih baik digantikan mahasiswa yang dianggap berhak mendapatkannya sehingga keputusannya kamulah yang pantas mendapatkannya
bayangkan perasaan anda bagaimana jika menjadi saya pada waktu itu . bidik misi adalah biaya kuliah sampai lulus kuliah. Subhanallah senangnya tidak bisa dibayangkan yang ada adalah ucapan syukur sebanyak-banyaknya dalam hati .
wahai sahabat aku tidak bisa berkata apa-apa bagaimana perasaanku saat itu bagaimana Allah swt mengatur jalan rezeki dan jalan kemudahan bagi hambanya yang dikehendakinya.Dari kisah ini saya semoga sahabat terinspirasi .Saya akan menyelipkan Firman Allah Swt Dan Sabda rasulullah swt yang akan menjadi cerminan dari kisah ini
“Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(QS.Al-Baqarah
[2] : 261).
0 komentar:
Posting Komentar